Pernah merasa traffic website ramai tapi penjualan segitu-gitu aja? Atau sudah posting konten sana-sini, tapi yang checkout cuma segelintir?...
Pernah merasa traffic website ramai tapi penjualan segitu-gitu aja? Atau sudah posting konten sana-sini, tapi yang checkout cuma segelintir? Nah, mungkin ada yang salah dengan jalur penjualanmu.
Bayangkan funnel penjualan seperti kencan. Nggak mungkin kan, baru kenalan langsung ngajak nikah? Ada tahapannya: kenalan dulu, nge-date, PDKT, sampai akhirnya jadian. Sama, bisnis juga butuh "pendekatan" ke calon pembeli. Funnel penjualan ini adalah panduanmu untuk memimpin calon pembeli, dari yang awalnya cuma "lewat" di media sosialmu sampai akhirnya setia jadi pelanggan.
Bagian 1: Memahami Tahapan Funnel (Jangan Sampai Nyasar!)
Funnel penjualan itu seperti corong. Bagian atasnya lebar untuk menampung banyak orang, dan semakin ke bawah semakin sempit sampai akhirnya hanya tersisa orang-orang yang benar-benar jadi pelanggan. Ada 5 tahap utama yang perlu kamu tahu:
1. Awareness (Tahap Kenalan)
Ini adalah tahap di mana orang pertama kali tahu tentang bisnismu. Mereka belum tertarik, cuma tahu kamu ada.
Tujuan: Bikin mereka sadar kalau kamu eksis.
Contoh: Mereka lihat postingan-mu di Instagram Explore, nonton video TikTok-mu yang viral, atau baca artikel blogmu dari hasil pencarian Google.
2. Interest (Tahap PDKT)
Setelah tahu, mereka mulai tertarik. Mereka ingin tahu lebih dalam tentang apa yang kamu tawarkan.
Tujuan: Bikin mereka penasaran.
Contoh: Mereka mulai follow akunmu, nonton live-mu, atau mengklik link di bio-mu untuk melihat-lihat produk.
3. Consideration (Tahap Serius)
Di tahap ini, mereka mulai membandingkanmu dengan kompetitor. Mereka bertanya-tanya, "Kenapa harus beli dari dia?"
Tujuan: Yakinkan mereka bahwa kamu adalah pilihan terbaik.
Contoh: Mereka baca review produkmu, tanya-tanya di DM tentang detail produk, atau melihat testimoni dari pelanggan lain.
4. Conversion (Tahap Jadian)
Ini adalah momen yang ditunggu-tunggu! Mereka memutuskan untuk membeli produk atau menggunakan jasamu.
Tujuan: Ubah mereka jadi pelanggan.
Contoh: Mereka klik "Beli Sekarang," mengisi formulir pemesanan, dan melakukan pembayaran.
5. Loyalty & Advocacy (Tahap Hubungan Jangka Panjang)
Cerita nggak berhenti setelah mereka beli. Ini adalah tahap untuk menjaga hubungan baik.
Tujuan: Bikin mereka beli lagi, dan jadi "agen marketing" gratis yang merekomendasikanmu ke teman-temannya.
Contoh: Mereka meninggalkan review positif, ikut program member, atau mengunggah produkmu di media sosial.
Bagian 2: Trik Jitu di Setiap Tahapan Funnel (Biar Nggak Gagal Deal!)
Tahap Kenalan (Awareness)
Konten Catchy: Buat konten yang relatable dan punya potensi viral. Misalnya, challenge di TikTok, Reels yang edukatif, atau infografis yang mudah dicerna.
SEO: Manfaatkan Google. Tulis artikel blog yang menjawab pertanyaan banyak orang (misalnya, "Cara mix and match baju putih") supaya bisnismu muncul saat mereka mencari.
Iklan: Pasang iklan di media sosial (Facebook, Instagram, TikTok) dengan target audiens yang spesifik.
Tahap PDKT & Serius (Interest & Consideration)
Lead Magnet: Tawarkan sesuatu yang gratis dan bermanfaat, seperti e-book, checklist, atau template gratis, sebagai imbalan untuk mendapatkan email mereka.
Email Marketing: Kirim email berkala yang bukan cuma jualan, tapi juga memberi tips, cerita di balik layar, atau diskon khusus. Ini untuk menjaga mereka tetap ingat kamu.
Retargeting Ads: Iklan yang muncul lagi untuk orang-orang yang sudah pernah mengunjungi websitemu. Ini efektif banget buat yang sudah "masuk keranjang" tapi belum checkout.
Tahap Jadian (Conversion)
Diskon & Promo Terbatas: Siapa sih yang nggak suka diskon? Tawarkan flash sale atau kode promo eksklusif untuk mendorong mereka segera checkout.
Landing Page Jelas: Pastikan halaman produkmu informatif dan mudah digunakan. Tambahkan foto produk berkualitas, deskripsi yang meyakinkan, dan testimoni.
Testimoni & Review: Tampilkan ulasan dari pelanggan lain. Ini membuktikan bahwa produkmu memang bagus dan terpercaya.
Bagian 3: Kesimpulan & Tantangan Buatmu!
Funnel penjualan itu bukan cuma satu kali dibuat, tapi harus terus-menerus dipantau dan dioptimalkan. Analisis data dari setiap tahapan (berapa banyak yang klik, berapa banyak yang checkout) untuk menemukan bagian mana yang "bocor" dan perlu perbaikan.
Jadi, tunggu apa lagi? Ambil secangkir kopi, buka laptop, dan mulai petakan funnel penjualan untuk bisnismu sekarang! Ingat, omzet gede itu berawal dari funnel yang rapi.
Komentar